Jumat, 24 Oktober 2008

Aset atau Liabilitas??

Banyak sekali orang yang salah dalam membedakan antara aset dan liabilitas. Mereka menganggap rumah yang mereka beli adalah merupakan aset, sedangkan kendaraan yang mereka beli adalah liabilitas. Rumah yang anda beli dapat menjadi sebuah aset dan dapat juga dapat menjadi liabilitas, begitu juga dengan kendaraan yang anda beli.
Pengertian aset adalah sesuatu yang menghasilkan dan masuk ke dalam arus kas anda. Biarpun hasilnya sangat sedikit, itulah tetap aset. Sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang selalu menggerogoti arus kas anda dan tidak pernah ada hasil yang masuk ke kantong anda.
"Bagaimana dengan rumah saya?Suatu saat nanti harganya akan meningkat, apakah itu sebuah aset?"." Bagaimana anda berfikir kalau membeli kendaraan itu dapat menjadi sebuah aset?Bukankah harga kendaraan bekas akan segera jatuh dibandingkan sewaktu saya membeli kendaraan baru?". Dan banyak lagi pertanyaan yang berhubungan dengan aset dan liabilitas. Marilah kita bahas tentang dua pertanyaan tadi.

"Bagaimana dengan rumah saya?Suatu saat nanti harganya akan meningkat, apakah itu sebuah aset?".

Bila anda membeli sebuah rumah maka beberapa tahun kedepan harga jualnya akan selalu meningkat. Dengan semakin banyaknya tingkat kelahiran penduduk, maka semakin berkurangnya area untuk tempat tinggal. Itulah yang akan membuat harga rumah maupun tanah akan meningkat. Tapi tidak selalu dalam membeli rumah adalah sesuatu aset. Bila anda membeli sebuah rumah, anda harus mengeluarkan biaya untuk listrik, telpon, air, pajak dan lain-lain. Apakah pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak merupakan suatu liabailitas? Lain halnya bila anda membeli sepetak tanah dan lalu membangunnya menjadi beberapa rumah dan lalu anda sewakan. Setiap bulannya akan ada arus kas yang masuk ke kantong anda dan anda tidak perlu mengeluarkan biaya seperti untuk listrik, air, dan telepon. Setiap bulan akan selalu datang arus kas yang berupa uang sewa.

"Bagaimana anda berfikir kalau membeli kendaraan itu dapat menjadi sebuah aset?Bukankah harga kendaraan bekas akan segera jatuh dibandingkan sewaktu saya membeli kendaraan baru?".

Memang benar, harga kendaraan bekas dan harga kendaraan baru nilainya tidak sama dan boleh dikatakan harga mobil bekas menurun hampir 40% dibandingkan mobil yang anda beli lalu 2 tahun kemudian anda menjualnya. Membeli sebuah kendaraan dapat menjadi sesuatu liabilitas maupun dapat menjadi aset. mengapa saya berpendapat demikian? Begini, mempunyai sebuah usaha kecil dan harus mengirim pesanan yang berjarak sekitar 20 km atau 40 km dari tempat anda. Bila anda menyewa alat transportasi bisa anda banyangkan bila anda harus mengirim pesanan dengan frekwensi minimal 30 kali dalam sebulan dan berapa biaya yang akan anda keluarkan?Contoh lain adalah seorang teman saya bekerja di suatu perusahaan yang berjarak sekitar 30 km dari tempat tinggalnya. Bila menggunakan transportasi umum makan biaya yang dikeluarkan adalah sekitar Rp 15000 / hari. Bila dikalikan dalam sebulan maka biaya yang dikeluarkan adalah Rp 15000 x 23 hari = Rp 345000. Lalu dia membeli sebuah motor dengan kredit sekitar angsuran Rp 400000 per bulan selama 3 tahun. Biaya untuk membeli bensin 1 liter cukup untuk 5 hari. Maka biaya untuk bensin adalah Rp 6000 x 5 kali isi dalam sebulan = Rp 30000. Total biaya pengeluaran dalam sebulan untuk transportasi menjadi Rp 400000 + Rp 30000 = Rp 430000. Dari pada mengeluarkan biaya transportasi umum sebesar Rp 345000 , alangkah baiknya anda mengeluarkan Rp 430000 untuk membeli motor dengan cara mengasur bukan??

Mungkin sekarang saatnya anda untuk menilai semua yang anda akan beli. Anda harus menilainya apakah sesuatu yang anda akan akan menjadi suatu aset atau akan menjadi liabilitas. Anda harus memikirkan masa depan anak anda dan semua ada di tangan anda. Tuhan tidak akan merubah nasib anda bila anda tidak merubahnya sendiri.

0 komentar:

Template by - OrChad